Senin, 18 Desember 2023

RINDU, MERINDU

Lagi- lagi aku merindu Rindu di ciptakan agar sesorang dapat mengenang, mengingat atau bahkan bernostalgia bersama Entah itu rindu tentang masa kecil, makanan kesukaan, teman waktu sekolah, Atau kerap sekali terjadi yaitu ; rindu dengan seseorang yang dulu sejenak pernah menemani perjalan kita. Rindu yang kali ini terus merindu mengepak ngepak dalam benaku tak kunjung juga terbang ia hanya bersemayam di pikiran duduk, diam, dan tak terjadi apa apa, dan sesekali berputar putar layaknya jarum jam 24/7. Ialah rindu tentang seseorang yang pernah membersamaiku mingguan, bulanan bahkan tahunan. Bila rindu itu datang hatiku tak karuan, otak dan hati seolah membentuk mata rantai makanan yang terus berputar memutari siklusnya yang itu-itu saja. Ia tersinkronisasi menyatu, bersuara yang sama akan kerinduan itu. Namun, hal yang mampu aku ingat hanyalah meratap, merenung, berkhayal dan berdoa. Pasalnya kau itu seperti kata “Ada” dalam kalimat “Tiada” ada dalam sebuah wujud kata tapi tidak ada dalam wujud nyata. Kau tak lagi membersamaiku dan kau kini tak lagi juga mengunjungiku. Pernah sesekali aku menengok linimasa melihat akun sosial media menatap akun instagramu yang dulu di ikuti sekarang berganti ikuti. Ya, kau memblokirku kala itu entah salah apa diriku sampai sekarang, tapi hal itu nampaknya sudah kau buka dari daftar blokiranmu sehingga aku nampak bisa menyambangi akunmu sesaat. Sungguh miris hati di blokir di dua dunia, dunia nyata dan sosial media. Semoga tak terblokir pula di surga. Ketahuilah sampai detik ini belum ada satupun hati yang ku tetapkan sebagai rumah. Saat kau dan aku berpisah. Ia sesekali mencoba berbenah merapikan yang dulu berantakan dan mencoba untuk maju kedepan. Tapi, nyatanya semua yang kutemui hingga detik ini bukanlah tempat yang disebut rumah melainkan tempat singgah. Entah aku yang di usir pergi, atau masa kontrak tak kunjung ku perpanjang lagi. Ketahuilah aku masih suka mendengarkan lagu favoritmu. Lagu yang selalu kau putar saat kau belajar kini menjadi lagu favoritku juga untuk belajar. Ya, belajar merelakanmu. Dan ternyata aku tau makna lagu itu, setelah aku kehilanganmu. Judul yang ternyata menggambarkan kisahku, aku tak percaya itu akan terjadi kepadaku, sebuah lagu dari musisi berkrudung anggun itu berjudulkan “Halu” itu benar-benar menusuk fikiran dan hatiku. Ternyata judul lagu itu ialah kisahku denganmu. “Halu” Munculnya persepsi setelah melihat, mendengar, menyentuh, merasakan, atau mencium sesuatu yang tidak benar-benar ada. Ialah Halusinasi Melihat raut muka mungilmu, mendengarkan teduh suaramu sesekali kesal karna merajuk, menyentuh tanganmu tatkala berjabat tangan denganmu, merasakan perasaan yang kau beri dari setiap harapan dan janji janji yang kau lontarkan dari lisan mungilmu itu, dan kata kata terakhir mencium sesuatu yang tidak benar-benar ada. Yah tidak ada?! Semua hanya halusinasi saja bahwa semua yang aku bayangkan ternyata tak jadi kenyataan, Realita tak seindah ekspetasi Menusuk nusuk di hati Bergumam di kepala Kau koyak rasa yang pernah ada Remuk bagai tak tersisa Begitu rasanya halusinasi Dan kini, semua hanya kenangan masa muda Tak lagi mengingatnya sebagai luka paling dalam Sebab luka yang ku anggap besar sebenarnya ia mengecil bersama tumbuh kembang diriku, luka yang dulu kau anggap sebesar angkasa kini mengecil bagai kutil. Melihatmu bukan lagi soal luka Mengingatmu bukan lagi soal kuka Dan bersamamu kembali dalam satu situasi bukan juga soal luka Melainkan hati yang lapang dan ikhlas menerima. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rindu, Adalah Judulnya

Teramat anggun senyum wajahmu. Tutur kata yang lembut sopan saat masuk di telingga terasa adem di hati. Malam menyentuhku lewat pesan yang k...