Trilogi Perempuan Hebat
Aku persembahkan 3 Perempuan hebat dalam hidupku perempuan yang akan selalu saya prioritaskan sampi kapanpun.
- Sisi kiri foto berkerudung biru, ialah ibuku. Namanya Solikhati perempuan kelahiran jawa tulen tahun 1970 an. Beliau adalah sosok perempuan yang pertama aku pandang saat pertama aku landing di dunia ini.
Tak banyak bicara soal ibu, aku memanggilnya mama, aku hafal sekali sifatnya. Beliau merupakan ibu yang lembut, tegas, tapi crewet beliau selalu mengomel apapun tentang diriku, terutama soal hal yang menganggu kesehatanku, salah satu omelan yang tak bosan bosanya aku dengar ialah
begini ; kemanapun saya pergi menggunakan motor entah jauh maupun dekat beliau selalu berpesan untuk selalu menggunakan jaket dan wajib untuk di resleting, nanti kalo ga di resleting bahaya bisa masuk angin dan ga bagus untuk tubuh katanya selalu.
Kadang aku merasa bosan dan acuh saja, pasalnya tidak siang maupun malam celotehan itu selalu saya ia lontarkan.
Waktu malam aku sedikit nurut tapi kalo siang, mana tahan siang-siang pakai jaket yang di resleting, yang ada berkeringat dan panas ketika berkendara, padahal kan pengen cari angin biar adem. Haha…
Tapi, apapun itu beliau tidak pernah gagal menjadi ibu meskipun terkadang menyebalkan dan tak seperti ibu-ibu pada umumnya yang milenial dan mengikuti perkembangan zaman.
Caranya mendidik dari aku kecil sampi sekarang masih cenderung kearah pendidikan yang kuno yang beliau pakai dari nenek moyang turun temurun.
Semenjak aku berkuliah aku yang mencoba mengalah dan mengerti keadaan ibuku, ibu memang tak sama seperti yang lain yang update, berpendidikan dan bergaji besar,
tapi, aku sadar caranya memberi kasih sayang, cinta yang ia beri tak dapat di samakan atau aku dapatkan dari perempuan ataupun ibu manapun selain ibuku.
Rasa itu yang kemudian membuat ku sadar bahwa tak ada orang tua apalagi seorang ibu yang salah dalam mendidik anak-anak. Mereka akan terus berusaha semaksimal mungkin untuk kesejahteraan dan kebahagiaan anaknya tetapi, dengan limitasi dan keterbatasan pengetahuan yang mereka miliki.
Tapi percayalah.. rasa cinta dan kasih sayang seorang ibu manapun tak ada kata / Limitasi / dan / Keterbatasan / untuk anaknya….
-Sisi Tengah
Ialah ibu dari bapaku atau biasa aku panggin Nini, Nini dalam bahasa indonesia artinya Nenek. Beliau akarab di panggil Nini War atau Nenek War beliau ibu yang mempunyai 3 anak dan bapak ku adalah anak pertama dari neneku. Dan beliau mempunyai 9 cucu dan 1 cicit
Hal yang ingin aku sampaikan disini ialah beliau merupakan orang yang paling sering ngasih aku uang setelah ibuku dari aku kecil sampe sekarang tak pernah berhentinya memberi uang ketika aku mampir ke rumahnya atau setelah mengantar beliau pergi entah ke puskesmas atau ke mana yang ia ingin tuju,
Beliau memang cerewet seperti ibu ibu pda umumnya.
Dan di matanya aku bisa di bilang cucu kesayanganya banyak sekali larangan, perintah, dan nasehat yang sering kali beliau lontarkan kepadaku ketika aku mengunjungi atau berbincang denganya sering kali beliau berpesan begini : Bocah bagus sekolah sing pinter sing sukses bisa nyenengna wong tua disit pahal sing bener mbeke mbojo aja mbono disit nek urung pahal aja kaya kakange kaya kae melasi bapake mamake pokoke mbesuk sing sukses dadi wong sing berguna, sholeh ya.
Dengan harapan yang besar seperti itu terkadang aku justru malah pesimis bisakah aku menjadi apa yang beliau inginkan pasalnya aku masih seperti anak-anak lain pada umumnya yang masih fakir ilmu masih belum bagus, baik masih suka malas-malasan dan lain sebagainya. Tapi, aku yakin dengan adanya doa dan dukungan terus dari nenek maupun ibuku segala ucapan mereka yang di tujukan kepadaku aku hanya bisa terdiam dan berkata. Nggih bu/ni aamiin. Sebab tak ada doa yang lebih mujarab dari pada doa ibu kepada seorang anaknya .
-Sisi kanan foto ialah ibu dari ibuku atau sering aku menyapanya dengan seputan Eyang / Mboke atau sama saja dengan Nenek, memang seperti itu di jawa ada banyak sekali sebutan pada satu kata benda bahkan beda desa pun terkadang beda penyebutan dalam hal hal tertentu.
Eyang ini merupakan ibu dari 4 anak dan ibuku merupakan anak ke 3 dari eyangku, beliau mempunyai 10 cucu dan 2 cicit, dimana aku adalah cucu tertua ke 6 dari 10 cucunya.
Eyang ini masih tinggal serumah denganku dan kedua orangtuaku pribadinya yang keras dan crewet kerap sekali menjadi permasalahan dalam keluarga sebab beliau sudah tua tapi masih suka petakilan atau dalam bahasa indonesia artinya suka bertingkah aneh tapi semua tingkah anehnya itu terkadang memang kesalahanya sendiri atau memang kurang mendapat perhatian dari sekitar.
Aku mungkin cucu yang sering kena marah paling banyak dari eyangku ini karena beberapa hal seperti : bangun kesiangan, tidak sholat berjamaah, tidak bantu-bantu pekerjaan rumah (sebab kalo orang tua kerja biasanya eyang dengan inisiatif mengerjakan pekerjaan rumah) dan lain sebagainya.
Ya bagaimana lagi, aku terkadang suka membantu cuman sebelum ingin membantu itu sudah di bilang dulu ‘Bocah wis gede ra gelem rewang-rewang’ katanya selalu aku adalah orang dengan tipe yang kalo mengerjakan sesuatu itu harus karena keinginanku sendiri bukan karena di suruh suruh dan kalo eyang dan orang tua tidak ada dirumah itulah surga bagiku karena bisa berleha-leha dan bisa mengerjakan sesuatu tanda di suruh dan keinginan sendiri itu justru lebih menyenangkan.
Tapi, di samping sifatnya yang cerewet dan keras kepal itu beliau juga terkenal dengan tirakat ibadahnya yang manteb meskipun sudah sepuh beliau masih rajin beribadah yang sifatnya billah dengan Allah seperti sholat 5 wkatu di masjid, tahajud, dhuha, bahkan sampai berpuasa aku saja yang muda belum mampu megerjakanya. Tapi yang sifatnya billnas memang bagus tapi rada kureng hehe..
Ya begitulah meskipun aku sering kena marah tapi beliau tetap baik kepadaku sering memberi uang, dan membelikan pakaian atau yang lainya, tapi meskipun begitu beliau tetap sayang kepadaku.
Itulau 3 perempuan hebat dalam kisah hidupku yang aku malu mengutarakanya secara langsung sebab aku adalah orang yang gengsi ketika berbicara soal perasaan haha..
terimakasih untuk mama, nini, eyang sebab telah hidup bersamaku dan aku bangga dan bersyukur ada dalam hidup kalian
Kelak apa yang kalian ucapkan kepadaku harapan yang kalian harapkan kepadaku semoga Allah ijabahkan dan dipermudah dan tetap di jalan Allah sampai akhir hayatku dan semoga bisa berguna bagi masyarakat sekitar
❤️💕❤️🩷💖💞💕❤️🖤💕
Komentar
Posting Komentar